Jumat, 12 Mei 2017

Makalah Membaca dan Sastra Kaitan Membaca Dengan Sastra

BAB I
PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang
Dewasa ini penyebaran informasi tidak hanya terjadi secara langsung (melalui lisan),tetapi juga melalui media cetak dan media elektronik.Perkembangan zaman ini menuntut masyarakat untuk cakap dalam membaca, agar mampu menyerap informasi yang dapat mengembangkan dirinya.
Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama bagi pengajaran bahasa itu sendiri juga bagi mata pelajaran lain. 
Di sekolah dasar, pembelajaran membaca tidak hanya dilakukan dengan menggunakan bahan ajar non sastra, tetapi juga dengan sastra.Anak-anak secara umum menyukai karya sastra, terbukti mereka suka mendengarkan dongeng-dongeng atau cerita rakyat.Hal ini diharapkan, dengan membaca sastra dapat menumbuhkan minat baca anak dan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa anak.

B. Rumusan Masalah
        Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalam makalah ini yaitu :
1.     Apa itu membaca ?
2.     Apa itu sastra anak ?
3.     Apa tujuan pembelajaran bahasa dan sastra di SD ?
4.     Apa kaitan membaca dengan sastra ?

C. Tujuan Penulisan
        Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai barikut:
1.     Pengertian dari membaca
2.     Pengertian dari sastra anak
3.     Tujuan mempelajari bahasa dan sastra di SD
4.     Kaitan dari membaca dengan sastra








BAB II
 PEMBAHASAN
A. Membaca
1.Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh   pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 1979:7).
Membaca pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Djuanda, 2008:112).
2. Tujuan Membaca
Secara umum tujuan membaca menurut Akhadiah (dalam Djuanda, 2008)   adalah sebagai berikut:

a.     Salah satu tujuan membaca ialah untuk mendapatkan informasi. Informasi yang  dimaksud di sini mencakup informasi tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tentang teori serta penemuan ilmiah yang canggih.Tujuan ini terkait dengan keinginan pembaca untuk mengembangkan diri.
b.      Meningkatkan citra diri. Pembaca seperti ini mungkin membaca penulis kenamaan bukan karena berminat pada karya sastra tersebut tetapi lebih pada tujuan meningkatkan gengsinya. Kegiatan membaca bagi orang seperti ini sama sekali bukan merupakan kebiasaan, hanya sesekali saja.
c.      Melepaskan diri dari kenyataan. Pada saat seseorang merasa jenuh, sedih, atau putus asa, mereka berusaha untuk mencari hiburan. Dengan demikian,  membaca merupakan sublimasi atau penyaluran yang positif. apalagi jika yang dibacanya bacaan yang bermanfaat.
d.      Membaca untuk tujuan rekreatif. Seseorang membaca untuk tujuan kesenangan atau hiburan.Tentu saja bacaan yang dipilih untuk tujuan ini bacaan ringan yang disenanginya.
e.      Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis. Tujuan inilah yang paling tinggi.Biasanya buku-buku yang dipilih untuk tujuan membaca seperti ini buku yang bernilai sastra.
3. Teknik Membaca
       a. Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas/kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar
untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang (Tarigan, 1979)
     
  b. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi.
Membaca dalam hati meliputi:
1)    Membaca ekstensif, artinya membaca secara luas, meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang singkat,
2)    membaca intensif, adalah studi schemata, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari (Tarigan. 1979).
B. Sastra Anak
1. Pengertian Sastra Anak
Pengertian sastra anak sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan sastra orang dewasa.Keduanya sama-sama berada pada wilayah sastra yang mencakup kehidupan dengan segala perasaan, pikiran dan wawasan kehidupan, yang berbeda hanya fokusnya saja (Djuanda, 2008:254).
Sebagaimana dinyatakan oleh Stewig (dalam Supriyadi, 2006) bahwa pengertian sastra anak sulit didefinisikan, karena sastra anak sabgat bervariasi,
Baik dari segi genre/kategori (fiksi, biografi, puisi, cerita rakyat, dll.), format, dan
masalah pokok/topic (missal tentang persahabatan).Sastra orang dewasa juga dapat digunakan sebagai sastra anak untuk menanamkan moral, kepercayaan agama, dan hal positif lainnya (Supriyadi, 2006).
Seperti halnya sastra orang dewasa, sastra anak juga sama jenisnya, yakni: prosa (dongeng, cerita bergambar, cerita pendek, dll.), puisi, dan drama.
2. Manfaat Sastra Anak
Ada beberapa manfaat sastra untuk anak, diantaranya menimbulkan kesenangan yang berimplikasi pada pengembangan kemampuan imajinatif, mendapatkan pengalaman dan pemahaman baru tentang berbagai hal. Melalui sastra, perkembangan bahasa anak dapat berkembang lebih cepat, anak dapat mengembangkan kemampuan lintas kurikulum, maksudnya dengan membaca sastra,  anak dapat mempelajari bidang studi, termasuk bahasa, pengetahuan sosial budaya, sains, dan kewarganegaraan.

Djuanda (2008) mengungkapkan bahwa nilai pendidikan yang dapat diserap anak-anak dari bacaan sastra:
(1) membantu perkembangan bahasa,
(2) mengembangkan kemampuan membaca,
(3) mengembangkan kepekaan terhadap cerita,
(4)meningkatkan kelancaran membaca, dan
(5) meningkatkan kemampuan menulis.

C. Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD

Diungkapkan dalan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Depdiknas dalam Djuanda, 2006) bahwa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa harus dilatih lebih banyak menggunakan bahasa ubtuk berkomukikasi, bukan dituntut lebih banyak menguasai tentang bahasa.Sedangkan pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra.
Huck dkk. (dalam Djuanda, 2006) berpendapat bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberipengalaman pada murid yang akan berkontribusi pada empat tujuan, yakni
(1) menumbuhkan kesenangan pada buku,
(2) menginterpretasi bacaan sastra,
(3) mengembangkan kesadaran bersastra,
(4) mengembangkan apresiasi.
D. Kaitan Membaca dengan Sastra
Seperti dikemukakan pada sub bab sebelumnya, sastra dapat berfungsi memberikan kesenangan dan juga mendidik. Dengan kesenangan yang dimiliki anak-anak terhadap sastra sangat dimungkinkan kemampuan membaca anak akan lebih meningkat. Selanjutnya membaca sastra dapat mengembangkan anak dalam berpikir naratif, karena banyak sastra yang berbentuk cerita naratif.
Rofiudin (1999) menyatakan banyak penelitian mengenai pembelajaran membaca dengan menggunakan karya sastra.Ditemukan bahwa anak-anak memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam kosa kata dan pemahaman membaca dibandingkan dengan anak-anak yang memperoleh pembelajaran membaca yang tidak menggunakan karya sastra.

*    Keterampilan membaca  karya sastra
Keterampilan membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui membaca seseorang akan bertambah pengetahuannya. Dengan kata lain, melalui membaca seseorang akan banyak memeroleh informasi sesuai dengan apa yang dibacanya, termasuk juga membaca karya sastra.
Dalam dunia kesastraan seorang guru yang akan menyampaikan materi kesastraan perlu memperhatikan kaitannya antara hubungan kemampuan membaca dalam bahasa asing dan pengajaran sastra. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena sudah tidak terlalu diperhatikan dalam pengajaran bahasa, sedangkan dalam praktiknya keduanya hubungan yang sangat erat. Selain itu, dapat mempertimbangkan pendekatan sastra pada prinsipnya dan menjadi kategori dasar yang mungkin bermanfaat untuk guru dalam rangka menghadapi kesulitan dalam pembelajaran sastra khususnya dalam kaitannya dengan sastra dalam bahasa asing.
Tarigan (2008:123) mengatakan pada hakikatnya kegiatan membaca terdiri dari dua aspek yaitu ada isi (content) dan bahasa (language). Keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Kemudian, keserasian diantara keduanya merupakan cerminan dan keindahan suatu bahan bacaan.
Kaitannya dengan kemampuan membaca, ada dua cakupan yang berbeda yaitu, membaca bahasa (asing) atau (foreign) language reading dan membaca sastra (literary reading).

a.       Membaca bahasa (asing) atau (foreign) language reading.
Membaca bahasa ini memiliki dua tujuan. Tujuan tersebut adalah pertama, untuk mengembangkan daya kata (increasing word power). Kedua, untuk mengembangkan kosa kata (developing vocabulary). Dimana setiap oroang pada umumnya memiliki dua jenis daya kata. Satu digunakan dalam keterampilan berbicara dan menulis. Kemudian, yang satunya lagi dipergunakan dalam keterampilan membaca dan menulis.

b.      Membaca sastra (literary reading)
Membaca sastra adalah membaca teks atau naskah-naskah yang berkaitan dengan teks atau karya-karya yang berhungan dengan kesastraan. Suatu karya sastra sangat berhubungan dengan keindahan (estetik). Keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian, keharmonisan antara keindahan bentuk dan keindahan isinya. Sehingga, dapat dikatakan suatu karya sastra itu indah apabila bentuk dan isinya sama-sama indah. Kemudian, terdapat keserasian dan keharmonisan dari keduanya.


*    Pemilihan Bahan Sastra untuk Pembelajaran Bahasa di SD
Buku sastra anak tidak dibatasi oleh siapa pengarangnya, anak-anak atau dewasa.Dengan demikian orang dewasa atau guru dapat memilah-milah buku sastra untuk anak bukan mengacu pada siapa pengarangnya, melainkan pada isi sastra itu sendiri.Jadi bekal yang wajibdiketahui bila mengevaluasi buku sastra anak-anak adalah seperangkat nilai ekstrinsik dan intrinsik sastra yang sesuai dengan kemampuan melihat dan memahami dunia anak-anak (Djuanda, 2006).

Tugas guru dan orang tua atau pustakawan dalam memilih buku sastra anak adalah melakukan penelitian lebih rinci terhadap unsur-unsur yang lazimada dalam setiap bacaan cerita (fiksi). Unsure-unsur itu meliputi
(1) alur,
(2) latar,
(3) tema,
(4) tokoh,
(5) gaya,
(6) sudut pandang, dan,
(7) format buku cerita (Huck dalam Djuanda, 2006).

1. Alur
Buku sastra anak memerlukan alur yang rapi yang saling berkaitan, yang membuat anak penasaran untuk terus membacanya sampai akhir.

2. Latar Cerita
Dalam cerita biasanya terjadi pada masa lalu, masa sekarang, ataupun masa yang akan dating. Latar tempat berkaitan dengan lokasi geografis cerita terjadi.Latar juga harus dapat menceritakan suasana yang mampu makna tertentu dan menggerakkan emosi pembaca.

3. Tema Cerita
Buku sastra untuk anak sebaiknya memiliki tema yang mengandung nilai-nilai moral yang positif, misalnya kejujuran, kasih saying, keadilan, persahabatan, ketaqwaan, dan sebagainya yang dapat memberikan nilai positif bagi kepribadian anak.

4. Tokoh Cerita
Kebanyakan anak-anak menyukai tokoh-tokoh yang memiliki sifat berani, cerdik, baik, dan kepahlawanan.

5. Gaya Cerita
Dalam karya fiksi, gayaadalahg cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminudin dalam Djuanda, 2006)
Gaya cerita hendaknya mencerminkan cerita dan latar belakang tokoh dengan bahasa yang tepat yang mampu menarik perhatian anak sebagai pembaca.






6. Sudut Pandang
Sudut pandang orang ketiga biasanya lebih disukai anak-anak, karena pengarang bisa leluasa mengeksploitasi apa saja yang menjadi obsesi kepengarangannya. Sedangkan suidut pandang orang pertama yang mengguknakan tokoh ‘aku’,  sering membuat anak-anak kurang puas, karena jangkauan pengarang dalam bercerita menjadi terbatas (Huck dalam Djuanda, 2006).













BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membaca adalah  proses yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui /bahasa tulis.
Pembelajaran memmbaca dengan menggunakan karya sastra dapat menimbulkan kesenangan pada anak yang berimplikasi pada peningkatan kemampuan membaca dan pemikiran yang naratif dan imajinatif.

Seperti yang dinyatakan oleh Rofiudin (1999), banyak penelitian mengenai pembelajaran membaca menggunakan karya sastra, ditemukan bahwa anak-anak memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam kosa kata dan pemahaman membaca dibandingkan dengan anak-anak yang memperoleh pembelajaran  membaca yang tidak berdasarkan karya sastra.
Pemilihan buku sastra untuk anak tidak terpaku pada siapa pengarangnya, melainkan pada isi sastranya, nilai ekstrinsik dan intrinsic yang sesuai dengan kemampuan melihat dann memahami dunia anak.


B. Saran
Kebanyakan anak-anak menyukai sastra, dengan alasan ini, pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan menggunakan karya sastra agar minat baca dan kemampuan membaca anak meningkat.Oleh karenanya, pembelajaran haruslah berlangsung menyenangkan, jangan sampai menjadi beban bagi anak-anak.

Buku adalah gudangnya ilmu, maka orang dewasa atau pun guru sebaiknya membiasakan anak untuk membaca sejak dini, dengan bacaan-bacaan yang disukainya (buku sastra).Bila minat baca anak meningkat, dan mulai terbiasa membaca sebagai suatu kesenangan, maka setidaknya telah membangun budaya membaca kepada mereka sebagai tunas bangsa.









DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas

Djuanda, Dadan. 2008.  Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia diSekolah Dasar. Bandung: Pustaka Latifah

Rofiudin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi.1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdiknas


Supriyadi.2006. Pembelajaran Sastra yang Apresiatiif dan Integratif di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Makalah Isu Lingkungan Global Dan Isu Lingkungan Nasional

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini berlangsung sangat cepat. Banyak komponen kehidupan manusia yang tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti sandang, pangan, dan papan. Manusia sekarang ini hampir tidak dapat hidup tanpa teknologi. Teknologi dapat dengan mudah dijumpai di belahan bumi manapun dan usia berapapun, dapat dipastikan teknologi sudah menjadi kebutuhan pokok manusia pada zaman sekarang ini. Namun, ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia untuk menciptakan teknologi canggih tersebut, sebagian besar diambil dari alam.
Pemanfaatan teknologi dari alam oleh manusia yang berlebihan dapat merusak keseimbangan ekosistem dan mengakibatkan kerugian bagi manusia dan alam. Manusia mengekspoitasi alam sebanyak-banyaknya tetapi tidak memperbaikinya. Hal tersebutlah yang menyebabkan berbagai masalah muncul. Masalah yang muncul dari kerusakan alam antara lain pemanasan global, keracunan zat adiktif, banjir, kerusakan hutan, sampah, dan banjir lumpur lapindo di indonesia. Oleh karena itu, kami akan mengkaji masalah tersebut dalam makalah yang berjudul “Isu Lingkungan Global dan Isu Lingkungan Nasional”.

B.  Rumusan masalah
1.      Bagaimana pengaruh manusia dalam lingkungan ?
2.      Bagaimana memahami isu lingkungan global ?
3.      Bagaimana memahami isu lingkungan nasional ?

C.  Tujuan
1.      Memahami pengaruh manusia dalam lingkungan
2.      Memahami dan memiliki wawasan tentang isu lingkungan global
3.      Memahami dan memiliki wawasan tentang isu lingkungan nasional

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengaruh Manusia Dalam Lingkungan
Manusia dengan pengetahuannya  mampu mengubah keadaan lingkungan sehingga meguntungkan dirinya, untuk memenuhi kebutuhannya. Awalnya perubahan itu dalam lingkungan yang kecil dan pengaruhnya sangat terbatas. Pada zaman neolitikum kira-kira 12.000 tahun yang lalu, nenek moyang kita dari berburu kemudian memelihara hewan buruannya. Dari manusia pemburu berubah menjadi manusia pemelihara, dari manusia nomadis berubah menjadi manusia menetap. Mulailah berkembang cara bercocok tanam. Ekosistem sekarang ini adalah ekosistem baru yang diciptakan manusia, sesuai dengan kebutuhan manusia. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungan semakin besar. Sehingga, manusia ingin menguasai alam. Alam yang awalnya tetap dapat mempertahankan keseimbangan sekarang keseimbangan itu hilang dan timbul kerusakan di mana-mana karena, ulah tangan manusia. (maskoeri jasin, 1988:132)
Berbagai kerusakan ditimbulkan manusia, sekarang ini banyak manusia yang menyadari pentingnya alam untuk kelangsungan hidup mereka. Perlahan manusia memperbaiki alam yang telah rusak dan mengurangi hal-hal yang merugikan alam. Manusia melakukan upaya penyelamatan hutan dan makhluk hidup lain yang menggantungkan kehidupannya pada alam. Namun, banyak pula manusia yang terus mencemari alam tanpa memikirkan resiko yang ditimbulkan ke depan. Mengembalikan keseimbangan alam merupakan pekerjaaan yang sulit dan selalu menginginkan terciptanya lingkungan hidup seperti yang diharapkan.



B.  Isu lingkungan global
Masalah yang dialami bumi sekarang ini adalah pemansan global. Menurut tim IAD MKU UMS, TIM MUP (2008:150), pemanasan global adalah peningkatan suhu bumi, yang meliputi peningkatan suhu atmosfer, hidrosfer, dan suhu lithosfer.
Gambar 1
Perkembangan pemanasan global

 Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas sulfur dioksida dan gas-gas rumah kaca, seperti  akibat dari pembakaran bahan bakar fosil. Proses pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan masuk ke bumi. Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh bumi, dan sebagian bumi akan memantulkan kembali ke angkasa. Jika atmosfer bumi penuh dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi.

Gambar 2
Efek rumah kaca
            adanya pemanasan global menyebabkan banyak pengaruh pada kehidupan yang ada di bumi. Beberapa akibat dari pemanasan global adalah sebagai berikut :
1.      Iklim mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian utara dari belahan bumi utara (northern hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca. Sehingga, keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, akibatnya akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya, beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
2.      Peningkatan permukaan laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah belanda, 17,5 persen daerah bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di amerika serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari florida everglades.
3.      Suhu global cenderung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian selatan kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4.      Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

5.      Dampak sosial dan politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
6.      Dampak terhadap kesehatan manusia
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksikan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrem ini. Hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ispa (kemarau panjang/kebakaran hutan, dbd kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
Gradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
7.      Perdebatan tentang pemanasan global
Tidak semua ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan global. Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah suhu benar-benar meningkat. Yang lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi tetap membantah bahwa masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang keadaan pada masa depan. Kritikan seperti ini juga dapat membantah bukti-bukti yang menunjukkan kontribusi manusia terhadap pemanasan global dengan berargumen bahwa siklus alami dapat juga meningkatkan suhu. Mereka juga menunjukkan fakta-fakta bahwa pemanasan berkelanjutan dapat menguntungkan di beberapa daerah.
Para ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung menunjukkan tiga perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model pemanasan global dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada iklim. Pertama, pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan abad ke-20, bahkan ada masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun 1970-an. Kedua, jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi oleh model. Ketiga, troposfer, lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi model. Akan tetapi, pendukung adanya pemanasan global yakin dapat menjawab dua dari tiga pertanyaan tersebut.
Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnya polusi udara yang menyebarkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke atmosfer. Partikulat ini, juga dikenal sebagai aerosol, memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya mengatasi efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi yang menyebabkan udara menjadi lebih bersih. Keadaan pemanasan global sejak 1900 yang ternyata tidak seperti yang diprediksi disebabkan penyerapan panas secara besar oleh lautan. Para ilmuwan telah lama memprediksi hal ini tetapi tidak memiliki cukup data untuk membuktikannya. Pada tahun 2000, u.s. national oceanic and atmospheric administration (noaa) memberikan hasil analisis baru tentang suhu air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir. Hasil pengukuran tersebut memperlihatkan adanya kecenderungan pemanasan. Suhu laut dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2 derajat celsius (0,3 derajat fahrenheit) daripada suhu rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit perubahan tetapi cukup berarti.
Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit pemanasan di troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut beberapa kritikus, pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran atmosfer dari permukaan bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan januari 2000, sebuah panel yang ditunjuk oleh national academy of sciences untuk membahas masalah ini mengakui bahwa pemanasan permukaan bumi tidak dapat diragukan lagi. Akan tetapi, pengukuran troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak dapat dijelaskan secara jelas.
Upaya untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:
1.      Menanam pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi pemanasan global karena pohon dalam foto sintesis pada siang hari menyerap  dan menghasilkan . Sehingga dapat megurangi kandungan karbondioksida di udara yang dapat memicu menipisnya ozon dan terjadi pemanasan global.
2.      Menghijaukan hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak pembalakan liar yang menyebabkan penggundulan hutan.
3.      Melakukan efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada bahan bakar fosil juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil tersebut, kerena bahanbakar fosil tidak dapat diperbarui.
4.       Mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas.

C.    Isu Lingkungan Nasional
Di negara indonesia bayak terjadi perusakan lingkungan yang mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem di alam. Menurut tim iad miku & tim mup (2012:155), ada beberapa isu lingkungan nasional, diantaranya :


1.     Banjir
Banjir merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan normal kering) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut. Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan. Banjir juga dapat disebabkan karena peluapan air sungai akibat meningkatnya curah hujan  atau karena sebab lain, seperti pecahnya bendungan sungai. Banjir yang banyak melanda kota-kota besar biasanya disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang membuanga sampah ke sungai atau saluran air lain. Banjir juga disebabkan oleh kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir menyebabkan kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan lingkungan.
2. Kerusakan hutan di indonesia
Hutan di indonesia banyak berkurang dan yang masih ada banyak mengalami kerusakan. Penyebab kerusaan hutan paling besar karena ulah manusia. Manusia melakukan eksploitasi dari hutan secara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya. Faktor alam yang merusak hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dipicu oleh musim kemarau yang panjang maupun pemanasan global.

3.Sampah
Manusia sebagai konsumen setiap harinya menghasilkan sampah/limbah. Libah yang dihasilkan berupa organik dan anorganik. Sampah anorganik dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. Sampah merupakan masalah sosial yang dapat menyebabkan konflik. Di indonesia masalah sampah kurang mendapat penanganan yang baik.



4.  Banjir lumpur panas di sidoarjo
Banjir lumpur panas di sidoarjo merupakan peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran pt lapindo brantas sejak tanggal 27 mei 2006. Bajir lumpur panas tersebut terus meningkat dan penyebab utama semburan tersebut belum jelas. Semburan tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan pemukiman, pertanian, dan peridustrian. Masalah banjir lumpur panas ini telah menjadi masalah nasional, yang memaksa pemerintah pusat turut campur dalam upaya penanggulannya.
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manusia dengan pengetahuannya  mampu mengubah keadaan lingkungan sehingga meguntungkan dirinya, untuk memenuhi kebutuhannya. Awalnya perubahan itu dalam lingkungan yang kecil dan pengaruhnya sangat terbatas. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungan semakin besar. Sehingga, manusia ingin menguasai alam. Alam yang awalnya tetap dapat mempertahankan keseimbangan sekarang keseimbangan itu hilang dan timbul kerusakan di mana-mana karena ulah tangan manusia.
Salah satu isu lingkungan global adalah pemanasan global. Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas sulfur dioksida dan gas-gas rumah kaca, seperti CO2 akibat dari pembakaran bahan bakar fosil. Proses pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan masuk ke bumi. Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh bumi, dan sebagian bumi akan memantulkan kembali ke angkasa. Jika atmosfer bumi penuh dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi. Beberapa akibat dari pemanasan global adalah iklim mulai tidak stabil, peningkatan permukaan laut, suhu global cenderung meningkat, gangguan ekologis, dampak sosial dan politik, dampak terhadap kesehatan manusia, perdebatan tentang pemanasan global. Cara mengurangi pemanasan global adalah mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas, menanam pohon, menghijaukan hutan yang telah gundul, dan melakukan efisiensi pada penggunaan bahan bakar fosil
Ada beberapa masalah lingkungan nasional, diantaranya banjir, kerusakan hutan di Indonesia, sampah, dan banjir lumpur panas di Sidoarjo.


DAFTAR PUSTAKA

Maskoeri, Jasin.1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.
TIM IAD MKU UMS, TIM MUP.2008. Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: Muhammadiyah University Press
Lurangung.2012. Isu Lingkungan Lokal. www.korekan.com diakses tanggal 28 Maret 2013
http://www.id.wikipedia.org. Diakses tanggal 1 Juni 2013


Makalah