BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,
cepat dan mudah, dari berbagai sumber
dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat
karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, memgelola dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan kepada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti da
kompetitif, kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir
sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui Bahasa Indonesia di
Kelas Rendah.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan
kepada jenjang pendidikan dasar. Materinya berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang kebahasaan yang sistematis.
Pendidikan Bahasa Indonesia diharapkan
menjadi wahana bagi para peserta untuk mempelajari cara membaca, menulis, dan
menjawab pertanyaan. Pendidikan Bahasa Indonesia juga diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa
Indonesia sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia NO.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diungkapkan bahwa tujuan yang
hendak dicapai dalam pendidikan nasional adlah sumber daya manusia yang
memiliki kekuatan spiritual atau keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
itu Evaluasi Pembelajaran ?
2. Apa
itu Evaluasi Holistik ?
3. Apa
saja Jenis – jenis Penilaian Holistik ?
4. Apa
itu pengembangan alat penilaian ?
5. Apa
saja alat penilaian tes ?
6. Apa
saja alat penilaian nontes ?
7. Apa
itu pelaksanaan penilaian Holistik ?
C.
Tujuan
Masalah
1. Memahami tentang Evaluasi
Pembelajaran
2. Memahami
tentang Evaluasi Holistik
3. Mengetahui
jenis –jenis penilaian Holistik
4. Memahami
tentang pengembangan alat penilaian
5. Mengetahui
macam –macam alat penilaian tes
6. Mengetahui
macam –macam alat penilaian nontes
7. Memahami
tentang pelaksanaan penilaian Holistik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
EVALUASI PEMBELAJARAN
Rencana pembelajaran evaluasi, dan tindak lanjut merupakan serangkaian
kegiatan yang utuh dan terkait erat satu sama lain. Saling mempengaruhi dan
muncul secara bersamaan sebagai contoh kegiatan pembelajaran yang sudah
diracang ketika dilaksanakan di kelas ternyata tidak sesuai dengan rencana :
penyebabnya, mungkin karena siswa kurang menguasai pengetahuan atau
keterampilan yang merupakan prasyarat untuk pelajaran saat itu, atau tugas
kelompok yang telah disiapkan macet. Melihat kondisi seperti itu, tentu anda
sebagai guru jangan meneruskan rencana semula, anda harus menyesuaikan rencana
pembelajaran dengan keadaan, kemampuan dan kebutuhan siswa.
Nah, Contoh mengenai siswa itu merupakan hasil evaluasi. Hasil evaluasi itu
anda manfaatkan secara spontan dalam tindak lanjut dan rencana untuk
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dapat anda lakukan bila kegiatan
penilaian dilakukan terus menerus selama masa pembelajaran, dan menggunakan
alat evaluasi tes dan non tes secara seimbang. Baik teknis tes maupun non tes
dapat digunkan untuk mendapatkan informasi atau data tentang siswa yang dinilai.
Dalam hal ini guru harus dapat menentukan kapan ia menggunkan tes dan kapan
menggunakan non – tes.
Berdasarkan uraian di atas, evaluasi tidak hanya untuk mengukur hasil
belajar siswa pada suatu materi, tetapi proses belajar pun harus dievaluasi.
Untuk mencapai hasil evaluasi yang baik, tentu saja diperukan kesungguhan
kerja keras, Grondlond (1990 : 6-8) :
- Menentukan
tujuan evaluasi : apa yang akan dievaluasi, dan bagaimana hasil yang
diinginkan dicapai. Kalau yang akan dievaluasi adalah belajar siswa, maka sebelum
menentukan teknik evaluasi yang akan digunakan, guru harus merumuskan dulu
secara jelas tujuan belajar yang diharapkannya. Kalau tidak maka evaluasi
itu akan tidak terarah.
- Teknik
evaluasi dipilih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta sifat
sesuatu yang dinilainya. Misalnya kalau anda akan menilai kemampuan
menulis siswa, maka alat evaluasi yang dipakai pun adalah tes menulis (
testertulis ). Sebaliknya kalau yang dituju adalah penilaian kemampuan
berbicara maka tes lisan akan lebih sesuai. Sementara itu kalau ingin anda
nilai adalah sikap dan usaha siswa mencapai tingkat kemampuan berbahasa
tertentu maka alat evaluasi yang lebi sesuai adalah non tes.
- Evaluasi
menyeluruh (Komprehensip) memerlukan bermacam-macam teknik evaluasi.
- Setiap teknik
evaluasi memiliki kekuatan dan keterbasannya masing-masing. Tidak ada satu
titik pun yang dapat digunakan untuk semua keperluan. Tes Objektif
misalnya, berguna untuk mengukur pengetahuan, pemahaman, dan penerapan ;
tetapi untuk kemampuan mengorganisasikan atau mengepresikan ide atau
perasaan lebih cocok bila memakai tes uraian atau tugas tertulis.
- Evaluasi
hanyalah sekedar alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
Karena itu, jangan berhenti sebatas pelaksanaan. Hasil evaluasi harus
diperbaiki untuk menyempurnakan pembelajaran.
Evaluasi atau penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan
pemakaian data (informasi) untuk menentukan kualitas sesuatu yang terkandung
dalam data tersebut (Koufman dan Thomas, 1980: Batzle, 1992; Toutman, 1994)
dalam kaitannya dengan pembelajaran, data atau informasi itu diperoleh melalui
serangkaian kegiatan atau peristiwa yang terjadi didalam pembelajaran: apa yang
dilakukan guru, apa yang terjadi dikelas, serta apa yang dilakukan dan
diperoleh oleh siswa.
Kegiatan evaluasi paling tidak melibatkan hal-hal berikut ini :
- Mengumpulkan
data yang diperoleh melalui tes (tes lisan, tertulis dan perbuatan) dan
non tes (pengamatan dan wawancara atau konferensi).
- Mengolah
atau mengibah data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan; apa yang sudah terjadi, apa yang seharusnya
terjadi, dan bagaimana menjadikan-nya. Apakah yang harus diperbaiki
program pembelajarannya, gurunya atau siswanya dan segi apanya.
- Menggunakan
informasi itu untuk mengambil keputusan, seperti memperbaiki tampilan guru
dan strategi pembelajaran. Atau melakukan berbagai upaya untuk memacu
usaha siswa mencapai proses dan hasil belajar yang baik. Untuk itu pula
maka hasil evaluasi seyogyanya tidak sekedar diketahui oleh guru, tetapi
juga diketahui dan bahkan melibatkan siswa.
Bila siswa evaluasi pembelajaran dilakukan dengan benar maka hasilnya akan
dapat memberikan masukan yang berharga. Bahkan dapat menjadi alat kontrol
kualitas pembelajaran mengenai apa telah terjadi dan apa yang seharusnya
diterjadikan.
Tujuan utama pembelajaran dikelas adalah untuk membantu siswa mengalami
perubahan positif yang berkaitan dengan pencapaian kemajuan atau hasil belajar
yang diharapkan. Pencapaian belajar itu sendiri mencangkup aspek kognitif ,
efektif dan psikomotorik. Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pembelajaran itu sendiri dan kemudian atau hasil belajar di evaluasi melalui
alat penilaian tes dan non tes. Dari sini kita dapat melihat bahwa mengajar,
elajar dan evaluasi saling bergantung dan tidak lagi memiliki batas yang jelas.
Tes adalah serangkaian tugas atau pertanyaan untuk mengukur kemajuan atau kemampuan
siswa. Contoh tes seperti ulangan harian, semesteran atau UAN.
B.
PENGERTIAN EVALUASI HOLISTIK
Evaluasi
seperti apakah yang cocok dengan tujuan dan ahkikat pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD, terutama di kelas rendah (kelas I dan II)?
Untk
menentukan evaluasi seperti apa yang dikhendaki oleh kurikulum Pendidikan Dasar
2004, khususnya yang berkenaan dengan Bahasa Indonesia, silahkan anda membaca dulu kurukulum
tersebut.
Jika sudah
selesai materi kita ulas sejenak, terutama mengenai penilaian. Didalam
kurikulum masalah penilaian itu hanya dijabarkan secara umum sekalipun demikian
kita dapat menyimpulkan cara penilaian yang sesuai dengan pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD. Adapun kurikulum 2004 menyatakan bahwa penilaian pengertian
termasuk kedalamnya Bahasa Indonesia meliputi tiga hal :
- Penilaian
program, yang diarahkan kepada keefektifan dan kualitas rancangan program,
seperti rencana tahunan, caturwulan, bulanan, mingguan atau harian.
- penilaian
pelaksanaan program, yang ditujukan pada keaktifan pelaksanaan program
dalam keiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
- Penilaian
kemajuan dan hasil belajar yang diharapkan pada proses dan hasil belajar
siswa. Proses mengacu pada usaha-usaha itu tentu saja tidak lepas dari
kegiatan pembelajaran yang dirancang dan di pimpin oleh guru. Hasil
belajar merujuk pada pencapaian akhir yang diperoleh siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Adapun
sarana penilaian itu sendiri mencangkup ranah kognitif (intelektual), afektif (emosi
atau sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Atas dasar itu maka penilaian
pembelajaran Bahasa Indonesia bersifat utuh, menyeluruh, dan terus menerus.
Dengan kata
lain, penilaian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia seyogyanya mengarah pada
perkembangan dan kemajuan, serta pencapaian siswa dalam hal pengetahuan, sikap
dan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan, baik yang bersifat aktif
reseptif ataupun aktif produktif.
Sebagai
informasi, karena para murid belum dapat membaca maka soal dan juga isinya
dibacakan oleh gurunya, murid tinggal mengisi atau menyilang jawaban yang
benar.
Penilaian
hanya dilakukan dengan tes seperti ini, apakah menurut anda hasil mencerminkan
kemampuan siswa yang sesungguhnya? Apakah penilaian dengan tes seperti di atas
cocok untuk siswa yang sebenarnya belum dapat membaca?
Baik dan
buruknya tes ditentukan oleh banyak hal : kualitas penyusun, proses
penyusunannya, kesatuan alat ukur dengan aspek yang akan diukur, tujuan
penilaian itu sendiri. Penulis hanya ingin menekankan bahwa tes sebagai alat
penilaian memiliki keterbatasan. Tidak semua hal cocok dan dapat dinilai oleh
tes. Seperti halnya tidak semua unsur yang dinilai dan tujuan penilaian itu
sendiri. Jadi kalau untuk penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hanya
menggunakan tes, apalagi hanya tes tertulis, jelas tidak cukup. Hasilnya tidak
akan sesuai dengan harapan kurikulum 1994.
Pendekatan
penilaian yang disebut Penilaian atau Evaluasi Holistik. Apakah itu dan mengapa
itu? Jawabannya silahkan simak uraian di bawah ini :
Menurut
Hill dan Ruptic (1994) serta Routman (1994) dalam konteks pembelajaran Bahasa,
penilaian Holistik berpandangan bahwa unsur-unsur bahasa (ejaan dan pungtuasi),
struktur bahasa, dan kosakata) serta keempat keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis) merupakan kemampuan berbahasa yang terpadu
atau saling berkaitan erat, itu semua diperoleh anak secara bertahap dan terus
menerus. Sementara itu pencapaian belajar siswa sendiri tidak terlepas dari
latar belakang keluarga atau masyarakat , tingkat kecerdasan, minat potensi,
sikap dan usaha siswa sendiri.
Atas dasar
itu pula maka penilaian belajar bahasa hendaknya dilakukan secara utuh dan
terus menerus, disajikan dalam konteks berbahasa yang nyata dan wajar, serta
meliputi aspek intelektual, emosional dan sosial. Dengan penilaian seperti ini,
informasi yang diperoleh akan utuh, menyeluruh dan bermakna.
Secara
singkat penilaian holistik ditandai oleh hal-hal sebagai berikut :
- Didasarkan
atas pengalaman keseharian berbahasa secara otentik (nyata dan wajar)
- Dilakukan
selaras dengan hakekat belajar bahasa sebagai suatu proses yang berkembang
secara bertahap dan terus-menerus serta tujuan pembelajaran bahasa sebagai
upaya untuk memahirkan anak dalam berbahasa sesuai dengan fungsi sebagai
alat komunikasi.
- Diarahkan
pada penilaian proses dan hasil serta dilakukan secara formal dan
informal.
- Menginformasikan
kegiatan belajar-mengajar atau apa yang terjadi di dalam kelas
sehari-hari.
Peliabatan
siswa/i dapat dilakukan guru dengan cara mengajak siswa untuk menilai dan
mengomentari sendiri hasil pekerjaannya,
membuat rambu-rambu penilaian bersama-sama guru, membahas bersama hasil yang
dicapai siswa dan meminta siswa menjelaskan rencana yang akan dilakukan untuk
memperbaiki kelemahan dan meningkatkan pencapaian (Pappas, Klefer, dan Levstik,
1990, Tierney, Carter dan Desai, 1991 : Routman, 1994).
Singkatnya
penilaian holistik ini memiliki tiga proses berikut :
- Memandang
pembelajaran dan penilaian sebagai satu kesatuan.
- Melibatkan
siswa secara aktif di dalam belajar dan evaluasinya sendiri.
- Melihat
perkembangan belajar siswa, baik sebagai individu ataupun kelompok sebagai
suatu proses yang unik untuk menyeluruh dan terus-menerus (Valencia,
1994).
C.
JENIS-JENIS PENILAIAN HOLISTIK
- Peilaian
Proses, yaitu penilaian yang dimaksud untuk memperoleh informasi atas
hal-hal yang sedang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain
“apa yang dilakukan siswa dalam belajar? Usaha apa yang dilakukan sisa
untuk mencapai tujuan belajarnya? Dari jenis penilaian ini akan diperoleh
gambaran mengenai perkembagnan kemajuan siswa.
- Penilaian
Hasil, yaitu penilaian
yang dimaksudkan untuk menentukan pencapaian yang dimaksudkan untuk
menentukan pencapaian atau hasil belajar siswa. Alat penialian yang
digunakan adalah tes dan non tes.
- Tes, yaitu
serangkaian pertanyaan atau tugas untuk mengukur pencapaian hasil belajar
siswa.
- Non Tes,
yaitu alat penilaian selain tes.
D.
PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN
Dalam
mengembangkan alat penilaian hal awal yang harus anda lakukan adalah menentukan
tujuan, “untuk apa saya melakukan evaluasi? Sasaran, “apa yang akan saya
evaluasi?, serta hasil evaluasi “hasil evaluasi seperti apa yang saya
inginkan?”.
Hakikat
belajar Bahasa. Belajar bahasa merupakan suatu proses individual maksudnya,
penilaian hendaknya lebih menekankan pada pembandingan kemajuan individu siswa
dari waktu ke waktu, bertahap artinya, penilaian hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan takaran kemampuan siswa yang diperoleh secara bertahap. Terus
menerus maksudnya, penilaian itu diarahkan kepada proses dan hasil dan
dilakukan sepanjang masa pembelajaran. Otentik artinya penilaian untuk belajar
bahasa hendaknya disajikan dalam konteks kebahasaan yang wajar selaras dengan
kenyataan berbahasa sehari-hari di dalam masyarakat.
E.
ALAT PENILAIAN TES
- Tes
Menyimak
Bertujuan untuk menilai kemampuan siswa
dalam memahami isi makna.
Diantaranya sebagai berikut :
a. Simak ulang
b. Melengkapi
c. Menjawab Pertanyaan dari Wacana Lisan
- Tes
Berbicara
Tes berbicara dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan berbahasa lisan anak dalam mengucapkan bunyi bahasa, menyampaikan
ide, pikiran atau perasaannya ketika berkomunikasi dengan oran lain.bagi
kelas-kelas awal keterampilan yang diujikan tentu saja masih sederhana. Oleh
karena itu pula tes yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut diantaranya
seperti berikut :
a. Ucap Ulang
b. Uraian Lisan
c. Membuat atau Menjawab pertanyaan dari
suatu wacana
d. Percakapan
e. Diskusi
f. Memberikan atau mendeskripsikan
g. Reka cerita gambar
- Tes
Membaca
Tes membaca di kelas awal dimaksudkan
untuk menilai kemampuan siswa mengenal, merangkaikan huruf, dan membacanya
menjadi satuan yang bermakna, serta memahami maksudnya. Untuk keperluan
tersebut maka tes yang sesuai dengan kelas awal diantaranya sebagai berikut :
a. Membaca Nyaring
b. Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari
wacana tulis.
c. Mengisi wacana rumpang (klos)
1) Pilihan wacana baru
2) Wacana yang disajikan tidak terlalu
panjang, sekitar 200 kata
3) Informasi yang disajikan itu sempurna
4) Biarkan kalimat pertama, kedua dan
terakhir utuh.
5) Lakukan penghilangan kata pada kalimat
kedua sampai menjelang kalimat terkahir.
a) Hitung setiap beberaoa kata secara
konsisten
b) Setiap jenis kata tertentu
- Tes
Menulis
a. Menyalin kalimat atau wacana pendek
b. Meyusun kata-kata atau kalimat acak
menjadi kalimat atau wacana.
c. Membuat cerita gambar.
d. Membuat gambar dan ceritanya
e. Merangkum karangan
f. Memparafrase
g. Menyusun
h. Karangan sederhana
i.
Menyunting
atau memperbaiki karangan
j.
Menanggapi
secara tertulis suatu wacana
Tes ini tampaknya
lebih sesuai untuk kelas II, yang sudah lancar menulis. Oleh karena itu tes
pelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan tes yang memadukan dua atau
lebih aspek atau komponen pelajaran. Tes seperti ini disebut tes integrative
atau terpadu.dalam menerapkan tes terpadu ini, ada beberapa proses yang perlu
diperhatikan diantaranya :
a. Tes bertolak dari wacana, baik lisan
maupun tulisan.
b. Tes bertolak dari pemahaman (menyimak atau
membaca)
c. Butir tes berisi tes pemahaman isi wacana
d. Tes penggunan wacana berisi tes untuk
menghasilkan wacana
F.
ALAT PENILAIAN NON TES
- Pengamatan
/ Observasi
Pengamatan yaitu pengumpulan informasi
dilakukan dengan mengamati dan mencatat perilaku siswa. Pengamatan ini harus
terencana dan terarah.
Pada tahap awal anda akan kesulitan
memecah perhatian. Oleh karena itu, lakukan pengamatan ini secara bertahap,
misalnya pengamatan umum dulu baru individu.
Observasi ini dilakukan dengan menggunakan
alat berikut :
a. catatan
anekdot berisi paparan perilaku siswa.
b. Daftar Chek (Chek list) berisi nama-nama
aspek yang ingin diselidiki.
- Koferensi
atau Wawancara
Konferensi atau wawancara yaitu
pengumpulan informasi yang dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang
tersusun secara sistematis kepada siswa secara individual dan mencatatnya.
- Tugas
Yaitu penilaian kemajuan dan hasil belajar
siswa melalui pengajaran suatu tugas atau proyek tertentu. Secara individual
atau kelompok.
- Portofolio
Artinya kumpulan hasil pekerjaan. Dalam
penilaian istilah Portopolio diartikan sebagai pengumpulan informasi mengenai
perkembangan dan kemajuan, tanggapan, serta sikap siswa melalui kumpulan hasil
kerja siswa
G.
PELAKSANAAN PENILAIAN HOLISTIK
Dalam
menerapkan sesuatu yang baru, seperti penilaian holistik, dipertahankan
ketekunan, kedisiplinan dan kesabaran. Namanya saja baru, pemahaman dan
pengalaman kita pun masih baru. Anda masih ingat ketika ramai-ramainya
penerapan pendekatan CBSA? Apa yang terjadi? Kegagalan bukan? Mengapa itu bisa terjadi?
Banyak faktor! Penyebab kegagalan CBSA itu bukan karena CBSA-nya yang buruk,
tetapi manusia yang menggunakannya. Kita menerapkan CBSA tanpa memahami dulu
dengan baik hakikat dan tujuan pendekatan tersebut. Kita tidak mengerti persis
apa mengapa dan bagaimana. Akibatnya kita hanya berkutat dengan “wadah atau
cangkang” dan mengabaikan isinya. Kita seolah-olah telah menerapkan CBSA
padahal tidak.
Oleh karena
itu penerapan sesuatu yang baru itu hendaknya bertahap mengapa? Karena itu
tidak berdiri sendiri. Penerapan holistik, misalnya pasti berkaitan dengan dan
akan mempengaruhi aspek-aspek lain dalam pembelajaran, seperti perencanaan,
strategi pembelajaran pengelolaan kelas, penilaian serta sikap dan hubungan
guru dengan murid.
Pendekatan
penilaian tersebut berpendapat bahwa belajar mengajar dan penilaian adalah
serangkaian aktivitas yang saling terkait erat, bahkan tidak dapat dipisahkan
satu dari yang lainnya. Penilaian holistik memandang hubungan erat dan saling
mempengaruhi di antara belajar mengajar dan evalusi, menyimak, berbicara,
membaca, menulis kebahasaan dan apersepsi. Dengan demikian maka penilaian harus
dilakukan secara utuh terus menerus sepanjang pembelajaran : ditujukan kepada
proses dan hasil; serta mencakup aspek fisik, emosi dan intelektual.
- PERSIAPAN PENERAPAN PENILAIAN HOLISTIK
Maka
perhatikanlah langkah-langkah persiapan berikut lebih dahulu :
1. Memahami dengan baik apa, mengapa, dan
bagaimana penilaian holistik.
2. Menentukan faktor aspek pelajaran yang
akan dinilai secara holistik
3. Merenungkan dan memahami kebiasaan
pembelajaran yang telah anda lakukan.
4. Menetapkan tujuan penilaian holistik yang
akan anda lakukan.
5. Menyiapkan dan mengembangkan rencana
pembelajaran dan penilaian.
6. Berdasarkan rencana yang tertuang pada
tabel yang anda buat, tentukan apa yang akan dinilai.
7. Merancang alat penilaian non tes.
8. Menyiapkan perangkat pendukung kelas untuk
penilaian holistik.
a. Map yang berisi kumpulan semua pekerjaan
baca tulis siswa yang belum dipilih.
b. Map yang berisi tulisan terpilih dari map
diatas.
c. Tempat penyimpanan map siswa.
d. Dinding kelas tempat penempatan tulisan
siswa yang secara periodik diganti.
e. Meja dan Kursi untuk wawanara.
f. Dokumen guru yang berisi :
1) Catatan Anekdot
2) Berkas atau alat penilaian guru dan
hal-hal lain yang terkait dengan penilaian.
- PELAKSANAAN PENILAIAN HOLISTIK
Berikut ini
disajikan secara ringkas tahapan peristiwanya. Contoh ini hanyalah sebagai
salah satu model yang bila diterapkan harus disesuaikan selaras dengan situasi
kelas dan kemampuan anda.
1. Pada awal pembelajara
2. Guru melakukan test
3. Guru meminta anak menetapkan tujuan dan
belajar.
4. Guru mengumumkan tiga bacaan wajib dan bacaan
bebas.
Tugas bacaan itu
adalah sebagai berikut :
a. Bagi Kelas I, Guru menugaskan untuk meminta orang
tuanya membacakan bacaan pertama, dan kedua. Bacaan ketiga dan seterusnya siswa
diminta membaca sendiri dengan bantuan orang tuanya.
b. Bagi anak kelas II, Guru meminta siswa
untuk membaca tulisan itu di rumah dan membuat tiga tanggapan tertulis atas
tiga bacaan itu. Tanggapan itu diperiksa guru dan diberikan catatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Rencana pembelajaran,
evaluasi dan tindak lanjut merupakan serangkaian kegiatan yang utuh dan terkait
erat satu sama lain. Saling mempengaruhi dan muncul secara bersamaan. Evaluasi
atau penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan pemaknaan data
(informasi) untuk menentukan nilai atau kualitas sesuatu yang terkandung fase
pengumpulan data menjadi informasi, dan menggunakan informasi itu untuk
mengambil keputusan. Dalam pembelajaran hasil evaluasi digunakan untuk menilai
kesesuaian dan ketercapaian tujuan kegunaan bahan ajar dan keefektifan
pembelajaran. Dengan kata lain, evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penilaian holistik
berpandangan bahwa pengetahuan unsur bahasa dan keterampilan berbahasa
merupakan kemampuan saling terkait erat, kemampuan itu diperoleh siswa secara
bertahap, terus menerus, terjadi di dalam kontens berbahasa yang otentik. Dan
hasilnya di pengaruhi oleh altar belakang dan bawaannya siswa itu sendiri.
Atas dasar itu,
praktek penilaian holistik dilakukan dengan cara berikut:
- Dilaksanakan secara terus menerus
dengan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan siswa.
- Di dasarkan atas pengalaman
keseharian berbahasa yang wajar.
- Bertolak dari kegiatan pembelajaran
yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas.
- Diarahkan pada proses dan hasil
belajar.
- Hasil penilaian lebih di maksudkan
untuk membandingkan kemajuan belajar siswa dengan pencapaian sebelumnya
dari siswa itu sendiri dari pada membandingkan dengan siswa lain.
- Melibatkan siswa dalam penelitian.
Sebagai
sesuatu yang masih baru, penerapan holistik hendaknya dilakukan secara
bertahap. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk persiapan melaksanakan
persiapan tersebut :
1) Memahami hakekat dan prosedur
pelaksanaannya.
2) Menentukan atau membatasi aspek pelajaran
bahasa yang akan dimulai secara holistik.
3) Memahami kebiasaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sendiri.
4) Memantapkan tujuan penilaian holistik.
5) Mengembangkan rencana pembelajaran dan penilaian.
6) Menentukan alat penilaian tes dan non tes
yang sesuai.
7) Merancang alat penilaian tes dan non tes
yang sesuai.
8) Menyiapkan perangkat pendukung kelas.
Pada
pelaksanaannya penilaian dilakukan dalam pembelajaran dengan memperhatikan
kondisi dan kemajuan individual serta kelompok. Alat pembicaraan yang digunakan
adalah tes dan non tes. Dalam proses penilaian guru melibatkan anak dan orang
tuanya sehingga perkembangan, kemajuan, hasil dan masalah belajar dapat
diketahui dan diatasi bersama-sama. Pada akhir catur wulan, nilai tes dan non
tes dapat digabungkan sebagai laporan akhir belajar siswa.
Ditinjau dari
segi alat yang digunakan, penilaian ini terbagi atas dua jenis :
1. Tes, yaitu serangkaian pertanyaan atau
tugas untuk mengukur pencapaian hasil belajar.
2. Non tes, yaitu alat penilaian selain tes,
termasuk kedalamnya adalah observasi, wawancara, tugas dan portofolio alat
penilaian ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi sikap, usaha, tanggapan dan
perkembangan kemajuan siswa, kedua alat penilaian di atas berfungsi saling
melengkapi dan digunakan bersama-sama untuk memperoleh hasil evaluasi yang
utuh, meneyluruh dan bermakna.
Daftar Pustaka
Tarigan,
Dj. (1990). PPDG 2231: Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I.
Jakarta: UT.
Suyono
dan Muslich, M. (1996). Panduan Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: YA3.
Terima kasih kak, sangat membantu sekali
BalasHapus