Jumat, 12 Mei 2017

Makalah Evaluasi Pembelajaran Bahasa

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah, dari berbagai sumber  dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, memgelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan kepada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti da kompetitif, kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui Bahasa Indonesia di Kelas Rendah.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada jenjang pendidikan dasar. Materinya berhubungan dengan cara mencari tahu tentang kebahasaan yang sistematis.
Pendidikan Bahasa Indonesia diharapkan menjadi wahana bagi para peserta untuk mempelajari cara membaca, menulis, dan menjawab pertanyaan. Pendidikan Bahasa Indonesia juga diterapkan di dalam  kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diungkapkan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan nasional adlah sumber daya manusia yang memiliki kekuatan spiritual atau keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Evaluasi Pembelajaran ?
2.      Apa itu Evaluasi Holistik ?
3.      Apa saja Jenis – jenis Penilaian Holistik ?
4.      Apa itu pengembangan alat penilaian ?
5.      Apa saja alat penilaian tes ?
6.      Apa saja alat penilaian nontes ?
7.      Apa itu pelaksanaan penilaian Holistik ?

C.    Tujuan Masalah
1.      Memahami tentang Evaluasi Pembelajaran
2.      Memahami tentang Evaluasi Holistik
3.      Mengetahui jenis –jenis penilaian Holistik
4.      Memahami tentang pengembangan alat penilaian
5.      Mengetahui macam –macam alat penilaian tes
6.      Mengetahui macam –macam alat penilaian nontes
7.      Memahami tentang pelaksanaan penilaian Holistik















BAB II
PEMBAHASAN

A.    EVALUASI PEMBELAJARAN
Rencana pembelajaran evaluasi, dan tindak lanjut merupakan serangkaian kegiatan yang utuh dan terkait erat satu sama lain. Saling mempengaruhi dan muncul secara bersamaan sebagai contoh kegiatan pembelajaran yang sudah diracang ketika dilaksanakan di kelas ternyata tidak sesuai dengan rencana : penyebabnya, mungkin karena siswa kurang menguasai pengetahuan atau keterampilan yang merupakan prasyarat untuk pelajaran saat itu, atau tugas kelompok yang telah disiapkan macet. Melihat kondisi seperti itu, tentu anda sebagai guru jangan meneruskan rencana semula, anda harus menyesuaikan rencana pembelajaran dengan keadaan, kemampuan dan kebutuhan siswa.
Nah, Contoh mengenai siswa itu merupakan hasil evaluasi. Hasil evaluasi itu anda manfaatkan secara spontan dalam tindak lanjut dan rencana untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dapat anda lakukan bila kegiatan penilaian dilakukan terus menerus selama masa pembelajaran, dan menggunakan alat evaluasi tes dan non tes secara seimbang. Baik teknis tes maupun non tes dapat digunkan untuk mendapatkan informasi atau data tentang siswa yang dinilai. Dalam hal ini guru harus dapat menentukan kapan ia menggunkan tes dan kapan menggunakan non – tes.
Berdasarkan uraian di atas, evaluasi tidak hanya untuk mengukur hasil belajar siswa pada suatu materi, tetapi proses belajar pun harus dievaluasi.
Untuk mencapai hasil evaluasi yang baik, tentu saja diperukan kesungguhan kerja keras, Grondlond (1990 : 6-8) :
  1. Menentukan tujuan evaluasi : apa yang akan dievaluasi, dan bagaimana hasil yang diinginkan dicapai. Kalau yang akan dievaluasi  adalah belajar siswa, maka sebelum menentukan teknik evaluasi yang akan digunakan, guru harus merumuskan dulu secara jelas tujuan belajar yang diharapkannya. Kalau tidak maka evaluasi itu akan tidak terarah.
  2. Teknik evaluasi dipilih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta sifat sesuatu yang dinilainya. Misalnya kalau anda akan menilai kemampuan menulis siswa, maka alat evaluasi yang dipakai pun adalah tes menulis ( testertulis ). Sebaliknya kalau yang dituju adalah penilaian kemampuan berbicara maka tes lisan akan lebih sesuai. Sementara itu kalau ingin anda nilai adalah sikap dan usaha siswa mencapai tingkat kemampuan berbahasa tertentu maka alat evaluasi yang lebi sesuai adalah non tes.
  3. Evaluasi menyeluruh (Komprehensip) memerlukan bermacam-macam teknik evaluasi.
  4. Setiap teknik evaluasi memiliki kekuatan dan keterbasannya masing-masing. Tidak ada satu titik pun yang dapat digunakan untuk semua keperluan. Tes Objektif misalnya, berguna untuk mengukur pengetahuan, pemahaman, dan penerapan ; tetapi untuk kemampuan mengorganisasikan atau mengepresikan ide atau perasaan lebih cocok bila memakai tes uraian atau tugas tertulis.
  5. Evaluasi hanyalah sekedar alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Karena itu, jangan berhenti sebatas pelaksanaan. Hasil evaluasi harus diperbaiki untuk menyempurnakan pembelajaran.

Evaluasi atau penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan pemakaian data (informasi) untuk menentukan kualitas sesuatu yang terkandung dalam data tersebut (Koufman dan Thomas, 1980: Batzle, 1992; Toutman, 1994) dalam kaitannya dengan pembelajaran, data atau informasi itu diperoleh melalui serangkaian kegiatan atau peristiwa yang terjadi didalam pembelajaran: apa yang dilakukan guru, apa yang terjadi dikelas, serta apa yang dilakukan dan diperoleh oleh siswa.
Kegiatan evaluasi paling tidak melibatkan hal-hal berikut ini :
  1. Mengumpulkan data yang diperoleh melalui tes (tes lisan, tertulis dan perbuatan) dan non tes (pengamatan dan wawancara atau konferensi).
  2. Mengolah atau mengibah data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan; apa yang sudah terjadi, apa yang seharusnya terjadi, dan bagaimana menjadikan-nya. Apakah yang harus diperbaiki program pembelajarannya, gurunya atau siswanya dan segi apanya.
  3. Menggunakan informasi itu untuk mengambil keputusan, seperti memperbaiki tampilan guru dan strategi pembelajaran. Atau melakukan berbagai upaya untuk memacu usaha siswa mencapai proses dan hasil belajar yang baik. Untuk itu pula maka hasil evaluasi seyogyanya tidak sekedar diketahui oleh guru, tetapi juga diketahui dan bahkan melibatkan siswa.

Bila siswa evaluasi pembelajaran dilakukan dengan benar maka hasilnya akan dapat memberikan masukan yang berharga. Bahkan dapat menjadi alat kontrol kualitas pembelajaran mengenai apa telah terjadi dan apa yang seharusnya diterjadikan.
Tujuan utama pembelajaran dikelas adalah untuk membantu siswa mengalami perubahan positif yang berkaitan dengan pencapaian kemajuan atau hasil belajar yang diharapkan. Pencapaian belajar itu sendiri mencangkup aspek kognitif , efektif dan psikomotorik. Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran itu sendiri dan kemudian atau hasil belajar di evaluasi melalui alat penilaian tes dan non tes. Dari sini kita dapat melihat bahwa mengajar, elajar dan evaluasi saling bergantung dan tidak lagi memiliki batas yang jelas.
Tes adalah serangkaian tugas atau pertanyaan untuk mengukur kemajuan atau kemampuan siswa. Contoh tes seperti ulangan harian, semesteran atau UAN.


B.     PENGERTIAN EVALUASI HOLISTIK
Evaluasi seperti apakah yang cocok dengan tujuan dan ahkikat pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, terutama di kelas rendah (kelas I dan II)?
Untk menentukan evaluasi seperti apa yang dikhendaki oleh kurikulum Pendidikan Dasar 2004, khususnya yang berkenaan dengan Bahasa Indonesia,  silahkan anda membaca dulu kurukulum tersebut.
Jika sudah selesai materi kita ulas sejenak, terutama mengenai penilaian. Didalam kurikulum masalah penilaian itu hanya dijabarkan secara umum sekalipun demikian kita dapat menyimpulkan cara penilaian yang sesuai dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Adapun kurikulum 2004 menyatakan bahwa penilaian pengertian termasuk kedalamnya Bahasa Indonesia meliputi tiga hal :
  1. Penilaian program, yang diarahkan kepada keefektifan dan kualitas rancangan program, seperti rencana tahunan, caturwulan, bulanan, mingguan atau harian.
  2. penilaian pelaksanaan program, yang ditujukan pada keaktifan pelaksanaan program dalam keiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
  3. Penilaian kemajuan dan hasil belajar yang diharapkan pada proses dan hasil belajar siswa. Proses mengacu pada usaha-usaha itu tentu saja tidak lepas dari kegiatan pembelajaran yang dirancang dan di pimpin oleh guru. Hasil belajar merujuk pada pencapaian akhir yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Adapun sarana penilaian itu sendiri mencangkup ranah kognitif (intelektual), afektif (emosi atau sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Atas dasar itu maka penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia bersifat utuh, menyeluruh, dan terus menerus.
Dengan kata lain, penilaian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia seyogyanya mengarah pada perkembangan dan kemajuan, serta pencapaian siswa dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan, baik yang bersifat aktif reseptif ataupun aktif produktif.
Sebagai informasi, karena para murid belum dapat membaca maka soal dan juga isinya dibacakan oleh gurunya, murid tinggal mengisi atau menyilang jawaban yang benar.
Penilaian hanya dilakukan dengan tes seperti ini, apakah menurut anda hasil mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya? Apakah penilaian dengan tes seperti di atas cocok untuk siswa yang sebenarnya belum dapat membaca?
Baik dan buruknya tes ditentukan oleh banyak hal : kualitas penyusun, proses penyusunannya, kesatuan alat ukur dengan aspek yang akan diukur, tujuan penilaian itu sendiri. Penulis hanya ingin menekankan bahwa tes sebagai alat penilaian memiliki keterbatasan. Tidak semua hal cocok dan dapat dinilai oleh tes. Seperti halnya tidak semua unsur yang dinilai dan tujuan penilaian itu sendiri. Jadi kalau untuk penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hanya menggunakan tes, apalagi hanya tes tertulis, jelas tidak cukup. Hasilnya tidak akan sesuai dengan harapan kurikulum 1994.
Pendekatan penilaian yang disebut Penilaian atau Evaluasi Holistik. Apakah itu dan mengapa itu? Jawabannya silahkan simak uraian di bawah ini :
Menurut Hill dan Ruptic (1994) serta Routman (1994) dalam konteks pembelajaran Bahasa, penilaian Holistik berpandangan bahwa unsur-unsur bahasa (ejaan dan pungtuasi), struktur bahasa, dan kosakata) serta keempat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) merupakan kemampuan berbahasa yang terpadu atau saling berkaitan erat, itu semua diperoleh anak secara bertahap dan terus menerus. Sementara itu pencapaian belajar siswa sendiri tidak terlepas dari latar belakang keluarga atau masyarakat , tingkat kecerdasan, minat potensi, sikap dan usaha siswa sendiri.
Atas dasar itu pula maka penilaian belajar bahasa hendaknya dilakukan secara utuh dan terus menerus, disajikan dalam konteks berbahasa yang nyata dan wajar, serta meliputi aspek intelektual, emosional dan sosial. Dengan penilaian seperti ini, informasi yang diperoleh akan utuh, menyeluruh dan bermakna.
Secara singkat penilaian holistik ditandai oleh hal-hal sebagai berikut :
  1. Didasarkan atas pengalaman keseharian berbahasa secara otentik (nyata dan wajar)
  2. Dilakukan selaras dengan hakekat belajar bahasa sebagai suatu proses yang berkembang secara bertahap dan terus-menerus serta tujuan pembelajaran bahasa sebagai upaya untuk memahirkan anak dalam berbahasa sesuai dengan fungsi sebagai alat komunikasi.
  3. Diarahkan pada penilaian proses dan hasil serta dilakukan secara formal dan informal.
  4. Menginformasikan kegiatan belajar-mengajar atau apa yang terjadi di dalam kelas sehari-hari.
Peliabatan siswa/i dapat dilakukan guru dengan cara mengajak siswa untuk menilai dan mengomentari  sendiri hasil pekerjaannya, membuat rambu-rambu penilaian bersama-sama guru, membahas bersama hasil yang dicapai siswa dan meminta siswa menjelaskan rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan pencapaian (Pappas, Klefer, dan Levstik, 1990, Tierney, Carter dan Desai, 1991 : Routman, 1994).
Singkatnya penilaian holistik ini memiliki tiga proses berikut :
  1. Memandang pembelajaran dan penilaian sebagai satu kesatuan.
  2. Melibatkan siswa secara aktif di dalam belajar dan evaluasinya sendiri.
  3. Melihat perkembangan belajar siswa, baik sebagai individu ataupun kelompok sebagai suatu proses yang unik untuk menyeluruh dan terus-menerus (Valencia, 1994).







C.    JENIS-JENIS PENILAIAN HOLISTIK
  1. Peilaian Proses, yaitu penilaian yang dimaksud untuk memperoleh informasi atas hal-hal yang sedang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain “apa yang dilakukan siswa dalam belajar? Usaha apa yang dilakukan sisa untuk mencapai tujuan belajarnya? Dari jenis penilaian ini akan diperoleh gambaran mengenai perkembagnan kemajuan siswa.
  2. Penilaian Hasil, yaitu penilaian yang dimaksudkan untuk menentukan pencapaian yang dimaksudkan untuk menentukan pencapaian atau hasil belajar siswa. Alat penialian yang digunakan adalah tes dan non tes.
  3. Tes, yaitu serangkaian pertanyaan atau tugas untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
  4. Non Tes, yaitu alat penilaian selain tes.

D.    PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN
Dalam mengembangkan alat penilaian hal awal yang harus anda lakukan adalah menentukan tujuan, “untuk apa saya melakukan evaluasi? Sasaran, “apa yang akan saya evaluasi?, serta hasil evaluasi “hasil evaluasi seperti apa yang saya inginkan?”.
Hakikat belajar Bahasa. Belajar bahasa merupakan suatu proses individual maksudnya, penilaian hendaknya lebih menekankan pada pembandingan kemajuan individu siswa dari waktu ke waktu, bertahap artinya, penilaian hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan takaran kemampuan siswa yang diperoleh secara bertahap. Terus menerus maksudnya, penilaian itu diarahkan kepada proses dan hasil dan dilakukan sepanjang masa pembelajaran. Otentik artinya penilaian untuk belajar bahasa hendaknya disajikan dalam konteks kebahasaan yang wajar selaras dengan kenyataan berbahasa sehari-hari di dalam masyarakat.




E.     ALAT PENILAIAN  TES
  1. Tes Menyimak
Bertujuan untuk menilai kemampuan siswa dalam memahami isi makna.
Diantaranya sebagai berikut :
a.       Simak ulang
b.      Melengkapi
c.       Menjawab Pertanyaan dari Wacana Lisan
  1. Tes Berbicara
Tes berbicara dimaksudkan untuk mengukur kemampuan berbahasa lisan anak dalam mengucapkan bunyi bahasa, menyampaikan ide, pikiran atau perasaannya ketika berkomunikasi dengan oran lain.bagi kelas-kelas awal keterampilan yang diujikan tentu saja masih sederhana. Oleh karena itu pula tes yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut diantaranya seperti berikut :
a.       Ucap Ulang
b.      Uraian Lisan
c.       Membuat atau Menjawab pertanyaan dari suatu wacana
d.      Percakapan
e.       Diskusi
f.       Memberikan atau mendeskripsikan
g.      Reka cerita gambar
  1. Tes Membaca
Tes membaca di kelas awal dimaksudkan untuk menilai kemampuan siswa mengenal, merangkaikan huruf, dan membacanya menjadi satuan yang bermakna, serta memahami maksudnya. Untuk keperluan tersebut maka tes yang sesuai dengan kelas awal diantaranya sebagai berikut :
a.       Membaca Nyaring
b.      Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari wacana tulis.
c.       Mengisi wacana rumpang (klos)
1)      Pilihan wacana baru
2)      Wacana yang disajikan tidak terlalu panjang, sekitar 200 kata
3)      Informasi yang disajikan itu sempurna
4)      Biarkan kalimat pertama, kedua dan terakhir utuh.
5)      Lakukan penghilangan kata pada kalimat kedua sampai menjelang kalimat terkahir.
a)      Hitung setiap beberaoa kata secara konsisten
b)      Setiap jenis kata tertentu


  1. Tes Menulis
a.       Menyalin kalimat atau wacana pendek
b.      Meyusun kata-kata atau kalimat acak menjadi kalimat atau wacana.
c.       Membuat cerita gambar.
d.      Membuat gambar dan ceritanya
e.       Merangkum karangan
f.       Memparafrase
g.      Menyusun
h.      Karangan sederhana
i.        Menyunting atau memperbaiki karangan
j.        Menanggapi secara tertulis suatu wacana

Tes ini tampaknya lebih sesuai untuk kelas II, yang sudah lancar menulis. Oleh karena itu tes pelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan tes yang memadukan dua atau lebih aspek atau komponen pelajaran. Tes seperti ini disebut tes integrative atau terpadu.dalam menerapkan tes terpadu ini, ada beberapa proses yang perlu diperhatikan diantaranya :
a.       Tes bertolak dari wacana, baik lisan maupun tulisan.
b.      Tes bertolak dari pemahaman (menyimak atau membaca)
c.       Butir tes berisi tes pemahaman isi wacana
d.      Tes penggunan wacana berisi tes untuk menghasilkan wacana



F.     ALAT PENILAIAN NON TES
  1. Pengamatan / Observasi
Pengamatan yaitu pengumpulan informasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat perilaku siswa. Pengamatan ini harus terencana dan terarah.
Pada tahap awal anda akan kesulitan memecah perhatian. Oleh karena itu, lakukan pengamatan ini secara bertahap, misalnya pengamatan umum dulu baru individu.
Observasi ini dilakukan dengan menggunakan alat berikut :
a.       catatan  anekdot berisi paparan perilaku siswa.
b.      Daftar Chek (Chek list) berisi nama-nama aspek yang ingin diselidiki.

  1. Koferensi atau Wawancara
Konferensi atau wawancara yaitu pengumpulan informasi yang dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang tersusun secara sistematis kepada siswa secara individual dan mencatatnya.
  1. Tugas
Yaitu penilaian kemajuan dan hasil belajar siswa melalui pengajaran suatu tugas atau proyek tertentu. Secara individual atau kelompok.
  1. Portofolio
Artinya kumpulan hasil pekerjaan. Dalam penilaian istilah Portopolio diartikan sebagai pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemajuan, tanggapan, serta sikap siswa melalui kumpulan hasil kerja siswa

G.    PELAKSANAAN PENILAIAN HOLISTIK
Dalam menerapkan sesuatu yang baru, seperti penilaian holistik, dipertahankan ketekunan, kedisiplinan dan kesabaran. Namanya saja baru, pemahaman dan pengalaman kita pun masih baru. Anda masih ingat ketika ramai-ramainya penerapan pendekatan CBSA? Apa yang terjadi? Kegagalan bukan? Mengapa itu bisa terjadi? Banyak faktor! Penyebab kegagalan CBSA itu bukan karena CBSA-nya yang buruk, tetapi manusia yang menggunakannya. Kita menerapkan CBSA tanpa memahami dulu dengan baik hakikat dan tujuan pendekatan tersebut. Kita tidak mengerti persis apa mengapa dan bagaimana. Akibatnya kita hanya berkutat dengan “wadah atau cangkang” dan mengabaikan isinya. Kita seolah-olah telah menerapkan CBSA padahal tidak.
Oleh karena itu penerapan sesuatu yang baru itu hendaknya bertahap mengapa? Karena itu tidak berdiri sendiri. Penerapan holistik, misalnya pasti berkaitan dengan dan akan mempengaruhi aspek-aspek lain dalam pembelajaran, seperti perencanaan, strategi pembelajaran pengelolaan kelas, penilaian serta sikap dan hubungan guru dengan murid.
Pendekatan penilaian tersebut berpendapat bahwa belajar mengajar dan penilaian adalah serangkaian aktivitas yang saling terkait erat, bahkan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya. Penilaian holistik memandang hubungan erat dan saling mempengaruhi di antara belajar mengajar dan evalusi, menyimak, berbicara, membaca, menulis kebahasaan dan apersepsi. Dengan demikian maka penilaian harus dilakukan secara utuh terus menerus sepanjang pembelajaran : ditujukan kepada proses dan hasil; serta mencakup aspek fisik, emosi dan intelektual.

  1. PERSIAPAN PENERAPAN PENILAIAN HOLISTIK
Maka perhatikanlah langkah-langkah persiapan berikut lebih dahulu :
1.      Memahami dengan baik apa, mengapa, dan bagaimana penilaian holistik.
2.      Menentukan faktor aspek pelajaran yang akan dinilai secara holistik
3.      Merenungkan dan memahami kebiasaan pembelajaran yang telah anda lakukan.
4.      Menetapkan tujuan penilaian holistik yang akan anda lakukan.
5.      Menyiapkan dan mengembangkan rencana pembelajaran dan penilaian.
6.      Berdasarkan rencana yang tertuang pada tabel yang anda buat, tentukan apa yang akan dinilai.
7.      Merancang alat penilaian non tes.
8.      Menyiapkan perangkat pendukung kelas untuk penilaian holistik.
a.       Map yang berisi kumpulan semua pekerjaan baca tulis siswa yang belum dipilih.
b.      Map yang berisi tulisan terpilih dari map diatas.
c.       Tempat penyimpanan map siswa.
d.      Dinding kelas tempat penempatan tulisan siswa yang secara periodik diganti.
e.       Meja dan Kursi untuk wawanara.
f.       Dokumen guru yang berisi :
1)      Catatan Anekdot
2)      Berkas atau alat penilaian guru dan hal-hal lain yang terkait dengan penilaian.

  1. PELAKSANAAN PENILAIAN HOLISTIK
Berikut ini disajikan secara ringkas tahapan peristiwanya. Contoh ini hanyalah sebagai salah satu model yang bila diterapkan harus disesuaikan selaras dengan situasi kelas dan kemampuan anda.
1.      Pada awal pembelajara
2.      Guru melakukan test
3.      Guru meminta anak menetapkan tujuan dan belajar.
4.      Guru mengumumkan tiga bacaan wajib dan bacaan bebas.
Tugas bacaan itu adalah sebagai berikut :
a.       Bagi Kelas I, Guru menugaskan untuk meminta orang tuanya membacakan bacaan pertama, dan kedua. Bacaan ketiga dan seterusnya siswa diminta membaca sendiri dengan bantuan orang tuanya.
b.      Bagi anak kelas II, Guru meminta siswa untuk membaca tulisan itu di rumah dan membuat tiga tanggapan tertulis atas tiga bacaan itu. Tanggapan itu diperiksa guru dan diberikan catatan.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Rencana pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut merupakan serangkaian kegiatan yang utuh dan terkait erat satu sama lain. Saling mempengaruhi dan muncul secara bersamaan. Evaluasi atau penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan pemaknaan data (informasi) untuk menentukan nilai atau kualitas sesuatu yang terkandung fase pengumpulan data menjadi informasi, dan menggunakan informasi itu untuk mengambil keputusan. Dalam pembelajaran hasil evaluasi digunakan untuk menilai kesesuaian dan ketercapaian tujuan kegunaan bahan ajar dan keefektifan pembelajaran. Dengan kata lain, evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penilaian holistik berpandangan bahwa pengetahuan unsur bahasa dan keterampilan berbahasa merupakan kemampuan saling terkait erat, kemampuan itu diperoleh siswa secara bertahap, terus menerus, terjadi di dalam kontens berbahasa yang otentik. Dan hasilnya di pengaruhi oleh altar belakang dan bawaannya siswa itu sendiri.
Atas dasar itu, praktek penilaian holistik dilakukan dengan cara berikut:
    1. Dilaksanakan secara terus menerus dengan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan siswa.
    2. Di dasarkan atas pengalaman keseharian berbahasa yang wajar.
    3. Bertolak dari kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas.
    4. Diarahkan pada proses dan hasil belajar.
    5. Hasil penilaian lebih di maksudkan untuk membandingkan kemajuan belajar siswa dengan pencapaian sebelumnya dari siswa itu sendiri dari pada membandingkan dengan siswa lain.
    6. Melibatkan siswa dalam penelitian.
Sebagai sesuatu yang masih baru, penerapan holistik hendaknya dilakukan secara bertahap. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk persiapan melaksanakan persiapan tersebut :
1)      Memahami hakekat dan prosedur pelaksanaannya.
2)      Menentukan atau membatasi aspek pelajaran bahasa yang akan dimulai secara holistik.
3)      Memahami kebiasaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sendiri.
4)      Memantapkan tujuan penilaian holistik.
5)      Mengembangkan rencana pembelajaran dan penilaian.
6)      Menentukan alat penilaian tes dan non tes yang sesuai.
7)      Merancang alat penilaian tes dan non tes yang sesuai.
8)      Menyiapkan perangkat pendukung kelas.
Pada pelaksanaannya penilaian dilakukan dalam pembelajaran dengan memperhatikan kondisi dan kemajuan individual serta kelompok. Alat pembicaraan yang digunakan adalah tes dan non tes. Dalam proses penilaian guru melibatkan anak dan orang tuanya sehingga perkembangan, kemajuan, hasil dan masalah belajar dapat diketahui dan diatasi bersama-sama. Pada akhir catur wulan, nilai tes dan non tes dapat digabungkan sebagai laporan akhir belajar siswa.

Ditinjau dari segi alat yang digunakan, penilaian ini terbagi atas dua jenis :
1.       Tes, yaitu serangkaian pertanyaan atau tugas untuk mengukur pencapaian hasil belajar.
2.       Non tes, yaitu alat penilaian selain tes, termasuk kedalamnya adalah observasi, wawancara, tugas dan portofolio alat penilaian ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi sikap, usaha, tanggapan dan perkembangan kemajuan siswa, kedua alat penilaian di atas berfungsi saling melengkapi dan digunakan bersama-sama untuk memperoleh hasil evaluasi yang utuh, meneyluruh dan bermakna.


Daftar Pustaka
Tarigan, Dj. (1990). PPDG 2231: Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I.
Jakarta: UT.
Suyono dan Muslich, M. (1996). Panduan Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: YA3.



1 komentar:

Makalah